Rabu, 18 Desember 2013

Pasar Khawatirkan Tapering, Rupiah Tersungkur

Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (18/12/2013) ditutup melemah 65 poin (0,53%) ke posisi 12.175/12.180 dari posisi kemarin 12.110/12.120.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini, masih dipicu oleh seputar kekhawatiran pasar atas potensi tapering dari Bank Sentral AS, The Fed pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis (19/12/2013) dini hari nanti.

Sementara itu, lanjut dia, data AS yang dirilis semalam masih cukup variatif. Tapi, secara keseluruhan data AS masih mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi AS. Kondisi ini mendorong petinggi The Fed untuk segera mengurangi stimulus moneternya.

Inilah, kata dia, yang membuat pasar cukup khawatir menjelang pertemuan The Fed nanti malam. "Karena itu, rupiah ditutup pada level terlemahnya 12.175 dengan level terkuat 12.110 dari posisi pembukaan 12.120 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Padahal, lebih jauh Firman menjelaskan, pasar sebenarnya belum bisa memastikan apakah tapering Fed akan mulai diputuskan dini hari nanti. "Survei terakhir, hanya 35% ekonom yang memprediksi tapering akan mulai dijalankan Desember ini," ucapnya.

Dia menegaskan, pasar sebenarnya masih menunggu apakah The Fed akan menjalankan tapering atau tidak. "Kalaupun The Fed tidak mengambil kebijakan pengurangan stimulus itu dini hari nanti, kemungkinan The Fed masih akan menegaskan sinyal tapering," ungkap dia.

Sebab, kata Firman, kondisi ekonomi AS terus membaik. Jadi, fokus pasar masih pada hasil rapat FOMC.

Firman menjelaskan, fixed season ekonomi AS terjadi pada kuartal IV. Karena itu, kalau tapering diambil, seharusnya dalam masa fixed season tersebut yang pada kuartal IV-2013 ini. "Jika menunggu tahun 2014, jika tidak di kuartal I-2014, harusnya masih lama lagi untuk melakukan tapering," ucapnya.

Jadi, kata dia, berdasarkan siklusnya, tapering Fed seharusnya dilakukan di kuartal IV atau di kuartal I tahun berikutnya.

Tapering memang bisa mengurangi momentum pemulihan ekonomi AS. Karena itu, Fed perlu melihat, ekonomi AS benar-benar baik atau tidak. "Jika melihat data yang berkembang tiga pekan belakangan ini, ekonomi AS membaik meskipun terjadi government shutdown awal November 2013," timpal dia.

Data tersebut antara lain data PDB AS yang direvisi naik, tingkat pengangguran yang turun, dan walaupun inflasi AS masih di bawah target. 

Mayoritas ekonom memprediksi tapering terjadi di Maret 2014 atau setidaknya, paling awal pada Januari. Masalahnya, Fed sudah menyatakan, kapan tapering sangat tergantung pada kondisi ekonomi AS.

Sekarang kondisi ekonomi AS lebih baik. Keputusan tapering didasarkan pada voting. Jika mayoritas setuju tapering Desember ini, kalaupun Gubernur The Fed Ben Bernanke diganti oleh Janet L Yellen awal tahun depan tidak masalah. "Meskipun, suksesi ini menjadi salah satu unsur mengapa ekonom prediksi tapering pada Maret 2014,

Selain itu, dari dalam negeri, investor masih mencemaskan masalah ekonomi Indonesia mulai dari defisit current account, inflasi, perlambatan ekonomi dan keengganan BI untuk menaikkan BI rate pekan lalu.

Alhasil, dolar AS menguat terbatas terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).

Indeks dolar AS menguat ke 80,080 dari sebelumnya 80,06. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat tipis ke level US$1,3763 dari sebelumnya US$1,3766 per euro,

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons