Senin, 16 Desember 2013

Inilah Skenario IHSG Akhir 2013

Jika IHSG pekan ini tidak jatuh ke bawah 4.072, window dressing akhir 2013 hanya mengangkat ke level 4.241. Jika tidak, wajar indeks alami penurunan terbesar Desember 1992. Seperti apa?
Pada perdagangan Senin (16/12/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 48,87 poin (1,17%) ke posisi 4.125,956. Intrday terendah 4.109,309 danintraday tertinggi 4.160,519.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net selldengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy.
David Cornelis, kepala riset KSK Financial Group mengatakan, pasar modal jauh dari keadaan persaingan sempurna dan efisien. “Yang ada hanya instabilitas, inefisiensi dan inekualiti,” katanya kepada INILAH.COM.
Apapun hasilnya, dia menegaskan, setelah Komite The Fed bersidang 16-17 Desember 2013, IHSG dalam jangka pendek tetap lebih condong untuk turun menuju level psikologis 4.000. “Jika tembus 4.030 sebelum terompet tahun baru, dalam jangka menengah IHSG akan bermain kembali ke area Agustus lalu di 3.837,” ujarnya.
Untuk jangka panjang, lanjut dia, saat IHSG ke bawah level psikologis 4.000 merupakanmomentum tepat beli saham. “Namun, secara fundamental, P/E IHSG berada di 15,6 kali, masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata bursa regional di 14,3 kali,” papar dia.
Lebih jauh dia menjelaskan, statistik historis 12 tahun terakhir, kenaikan terendah IHSG di bulan Desember adalah sebesar 0,7%. Jika dihitung dari titik terendah 6 Desember 2013 dan penutupan November lalu, target window dressing tahun 2013 ini setidaknya berada di antara 4.190-4.286.
“Atau dengan nada skenario optimistis, yang terdengar relatif irelevan, memakai asumsi rerata kenaikan IHSG di bulan Desember sebesar 5,6%, akan muncul target 4.397,” tuturnya.
Di kala bursa global menghijau, namun IHSG memerah, investor perlu curiga, apalagi dalam 12 tahun ke belakang IHSG selalu naik di bulan Desember. “Jika akhir tahun IHSG ditutup melemah di bawah penutupan November lalu (4.256) ataupun di bawah penutupan akhir 2012 lalu (4.317), hal ini juga turut membuktikan bahwa ada sesuatu yang besar di perekonomianIndonesia yang tidak terjadi dalam 12 tahun terakhir, anomali angsa hitam,” ungkap David.
Secara teknis, jikalau IHSG pekan ini tidak jatuh ke bawah 4.072, window dressing akhir tahun hanya bisa mengangkat ke level sekitar 4.241. “Jika tidak, maka lumrah mengikuti penurunan terbesar IHSG yang pernah terjadi di bulan Desember tahun 1992 sebesar -3.5%,” timpal David.
Dengan menggunakan angka posisi terendah 6 Desember 2013 dan penutupan November, ekspektasinya IHSG tutup tahun di sekitar 4.015-4.107. “Sepekan sebelum liburan Natal, investor siap-siap memilih bersua Suartepit atau Sinterklas di Desember kali ini!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons