Rabu, 11 Desember 2013

Bursa China Naik 6% di Bulan Mei, Analis Bingung

Headline

Bursa saham dalam siklus tahunan selalu melemah di bulan Mei. Tetapi bursa China justru mampu menguat pada bulan Mei tahun 2013 ini.

Saat bursa saham mengalami aksi jual di bulan Mei, indeks Shanghai naik hampir 6 persen. Kenaikan ini tertinggi di kawasanAsia. Bahkan indeks Nikkei pun turun 0,6% di bulan Mei lalu.

Sebagai perbandingan indeks Dow Jones dan indeks S&P melemah lebih dari tiga persen di bulan tersebut. Sementara indeks FTSE di London hanya mampu naik 2 persen.

Kinerja bursa China telah membingungkan pengamat bursa saham. Mereka hanya mengiraakan positif sedikit saja. Paul Krake, dari the Peak: Macro Strategies, tidak dapat menemukan alasan indeks dapat mengalami reli.

"Tidak ada berita fundamental yang dapat mendorong (kenaikan) ini. Secara harfiah empat bulan pertama tahun ini struktur pasar di bawah standar. Tradisi aksi jual menjadi singkat dengan indeks memantul lebih tinggi," katanya seperti mengutip cnbc.com.

Managing DirectorEquity Market Strategist, JP Morgan, Adrian Mowat menilai ada beberapa perbedaan besar di bursa China dari kinerja bursa yang lain. Serangkaian data ekonomi yang negatif dari China pada bulan Mei seperti kontraksi dalam kegiatan manufaktur. Data tersebut menambah kekhawatiran terhadap pemulihan di ekonomi China yang kehilangan momentum.

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan mereka 2013 untuk China pada pekan ini. Pemerintah Chian belum merespon dengan langkah baru untuk mendorong pertumbuhan.

Pemerintah China seperti kehabisan cara untuk meningkatkan perekonomian. Bursa saham pun belum memanfaatkan stimulus.

"China harus mengelola tekanan inflasi, kenaikan upah, kenaikan biaya properti dan menggelontorkan dana untuk stimulus," kata Mowat.

Pada September 2012, pemerintah China mengeluarkan stimulus moneter senilai US$157 miliar. Tujuannya untuk menopang pertumbuhan hingga akhir tahun. Tetapi selama tahun 2012 pertumbuhan tahunan China sebesar 7,8 persen. Angka ini menjadi pertumbuhan terlemah sejak 1999. Pada kuartal pertama 2013, pertumbuhan ekonomi tiba-tiba melambat menjadi 7,7 persen.

Mowat menilai, ada kontradiksi besar di bursa China. "Saham China naik lebih dari 40 persen secara tahunan. Tetapi kemudian ada penurunan 40 persen secara tahunan," tambah Mowat.

Tetapi sekarang ini, investor fokus ke bursa Jepang daripada bursa China. Indeks Nikkei tahun ini naik hampir 29 persen. Sedangkan indeks Shanghai hanya lebih tinggi 1 persen pada periode yang sama.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons